Kamis, 02 Januari 2020

Pengantar

“Berdikawan” adalah bagaimana kami menamai album kedua ini. Sebuah album yang berisikan kesadaran penuh bahwa hingga saat tulisan ini disajikan untuk dibaca, kami – Ajir, Galih, Haris, Paton, Wing – sudah dan sedang berdiri di sini oleh sebab kawan-kawan: kawan yang pernah singgah lalu lenyap; kawan yang berpapasan di jalan kemudian menetap; kawan yang menyumbang keringat dan nasihat; kawan yang sedekahkan kritik-kritik bahkan umpat-umpat. Berkat mereka semua, kalian semua, kami telah jauh dari apa yang pernah lima orang laki-laki bayangkan saat memutuskan menelurkan perjalanan dalam biduk kecil bernama Coffternoon.

Judul Lagu:
Sebuah Kisah Singkat
Di Tempat Kau Berdoa
Kau di Sana
Bidadarikah Engkau
Babmu
Sentua
Lagu tentang Pagi
Kidung Patah Arang
Duamira
Di Sudut Pontianak

Terima Kasih
Kepada Tuhan Yang Maha Segalanya, kami sembahkan terima kasih kami yang pertama dan utama; atas segala apa saja yang pernah, sedang, dan akan kami alami dalam perjalanan hidup yang maha rahasia ini. Bahwa di dalam setiap detiknya, kami selalu terinspirasi.
Yang kedua tentu saja berlabuh kepada para orang tua kami; atas segala apa saja yang mengalir di darah dan daging ini. Bahwa di antara segala kemudahan yang kami dapati, ada doa mereka yang dirapal tak henti-henti.
Kepada lingkaran kecil keluarga baru kami; mereka-mereka yang selalu bersedia direpoti: Okky Nindar Sari, Endrayatno (Endruw), Dhafi Yunan, Indra Pratama (Ebenzitz), Yudianur Permana (Uyap), Eriz Yunan, Andas “Kacamata”, terima kasih. Menyenangkan dapat berkenalan dan bekerja bersama mereka semua.
Kepada kawan-kawan musisi dan pegiat seni lainnya, di dalam dan luar kota Pontianak, serta mereka yang sampai hari ini masih dengan rendah hati menonton dan mendengarkan karya kami sampai dengan membaca tulisan ini, terima kasih. Semoga kita selalu bisa dipertemukan dalam karya yang lebih baik dari hari ini.


Lirik Lagu

Sentua
Dari bapakku yang sediam kayu,
aku belajar membaca
tanda-tanda tanya;
teka-teki dunia
Bapak, terima kasih

Dari Emakku yang setabah benalu,
aku belajar menerka
Lewat air mata;
lewat gelak tawa
Emak, terima kasih

Kelak bila masanya aku yang menua,
bertiga kita nikmati senja
Berpayung di bawah teduh doa-doa
Bersabar menanti Tuhan bawa pergi

Dari rumahku duka tersapu;
luka tak lagi menganga
Sebab peluhmu, Pak
Sebab restumu, Mak
Anak urung bersedih


Kidung Patah Arang
Habis sudah caraku bertamu
Mengetuk-ngetuk pintu hatimu
Ragumu terlalu keras membatu

Habis sudah kataku merayu
Layu bunga-bungaku menunggu
Senyummu memacu desir darahku

Bahkan gemintang ‘kan lelah berpendar
bila rembulannya enggan bersinar
Atau, lautan ‘kan sepi deburan
bila karang-karang enggan berpegangan

Lelah sudah otakku bertanya
Jemu menduga-duga arahnya
Matamu begitu sukar diterka

Berkolaborasi dengan:
Alzera Geny Netriana pada vokal
Ade Rio Wirasyahdu pada bass


Di Tempat Kau Berdoa
Di tempat kau berdoa,
tak ada yang berkata
tak boleh kau berdoa tentangku
Di tempat kau khusyuk bernyanyi,
tak ada yang berkata
tak bisa kita sandarkan mimpi

Berdoalah saja
Siapa tahu mana yang ‘kan lebih dulu melangit
Dia, yang diagungkan nyanyian;
yang ditemui di sepertiga malam,
akan tak pernah berdusta tentang yang ditakdirkan-Nya
Kau berdoa saja di tempat kau berdoa

Di tempat kau berdoa,
tak ada yang berkata
tak boleh kau berdoa tentangku
Di tempat kau tunduk bersujud,
tak ada yang berkata
janji setia tak akan terwujud

Berkolaborasi dengan:
Monika Prisila pada vokal
Steven H. Pangestu pada flute
Ula Khadhrawi pada terompet
Juan Arminandi pada klarinet
Arisco Gunawan pada biola
M. Irfan Qashidi pada viola
Nursalim Yadi Anugerah pada cello
Frisna Virginia pada solo soprano


Lagu tentang Pagi
Indah suasana hati di ujung malam
Menetes embun di kalbu
terasa damai di jiwa
cerah... ceria...
Mentari menyinari sang pagi
S’ribu harapan di hati
menyambut datangnya hari
Pasti ‘kan kujelang datang
hari yang untuk kukenang

Burungpun turut bernyanyi menyambut sang fajar
Bungapun mekar bersemi mengiring langkahku
Kuyakin dan pasti langkahku ‘kan nyata

Bila kudapati kau duduk bermuram
tertunduk matamu sendu
Tataplah awan di sana
cerah... ceria...
Mentari menyinari sang pagi
S’ribu harapan di hati
menyambut datangnya hari
Pasti ‘kan kujelang datang
hari yang untuk kukenang

Berkolaborasi dengan Om Cepi Bismara selaku pencipta lagu


Babmu
Setetes embun jatuhkan namamu
Semilir angin siutkan suaramu
Langit yang teduh layaknya pandangmu
Lembutnya air, tak kalah jabatmu

... dan aku terjatuh padamu
... dan aku tersesat dalam senyummu

Sehalus tuturmu... aku tersipu
Riangnya tawamu... aku terhanyut

... dan aku memuja dirimu
... dan aku gemetar tatap wajahmu

... lalu kuselami relungmu
... dan aku temukan diriku
tertidur dibelai jiwamu
... dan aku enggan tak suka tentangmu

Berkolaborasi dengan Upik Riska Septia Widya pada piano


Duamira
Telahkah terlampau lama hingga kita terlupa susuri alurnya?
Telahkah tiba waktunya untuk sejenak kita menghargai jeda?

Memang benar kupinta ‘tuk tutup telinga
hanya, bukan berarti aku tak kau dengar juga
Memang benar takdir di depan sana
hanya, bukan berarti kenangan tiada berguna

Cukuplah bersandiwara
Kisah kita berdua sampaikah batasnya?


Sebuah Kisah Singkat
Tentu pernah kau ingat seorang lelaki berniat
Hatinya tertambat, kau pesona hebat
Tentu pula kau ingat lidah yang kelu bersilat
demi kau terpikat, Sayang

Tujuh tahun lama ia bertanya
Tujuh hari kau ringkas jawabannya
Tak mengapa
T’lah kuat hatinya
Tiada menunggu yang percuma

Tentu sukar tak ingat s’gala yang ia perbuat
hingga kau terikat, Sayang


Di Sudut Pontianak
Di kota ini, Kekasih, tiada yang tahu
kita dipertemumatakan dalam waktu
Terhanyut rayu, dua hati jatuh
Tenggelam lalu terpenjara

Di kota ini, Kekasih, usah kau mau
Jika ditiadabenarkan dalam ragu
Terbalut palsu, dua hati rapuh
Tenggelam lalu terpenjara

Di sudut Pontianak, sepasang mata terjebak
dalam haru dan cemburu
Di sudut Pontianak, sepasang hati berontak
atas dongeng dan bualan seb’lah mata manusia

Berkolaborasi dengan:
Alzera Geny Netriana pada vokal
Chaidir pada flute


Bidadarikah Engkau
Saat langit menangis tersedu,
kau datang menghampiriku
Saat kau simpul senyum manismu,
dig-dug  dig-dug rasa di jantungku

Lalu kita tertawa; berbalas-balas kata
Waktu terasa fana; kau dan aku terlena
Genggam kita menyatu
Ada aku di pandangmu
Hadir tanya dalam kagumku

Bidadarikah engkau?
Tampak meski kututup mata
Hanya tak bercahaya
Sayapmu pun tiada
Bidadarikah engkau?
Terdengar meski tak bersuara
Ucapmu bagai nada; nada yang berbisa

Saat langit menangis tersedu,
kau datang menghampiriku
Saat kau simpul senyum manismu,
dig-dug  dig-dug rasa di jantungku

Akal tinggal di sana; menggeleng tak percaya
Waktu kita bersama duduk satu jendela
Sempat bibirku kelu
Tuhan tahu kuragu
Hai, Cantik, jujurlah padaku

Bidadarikah engkau?
Tampak meski kututup mata
Hanya tak bercahaya
Sayapmu pun tiada
Bidadarikah engkau?
Terdengar meski tak bersuara
Ucapmu bagai nada; nada yang berbisa

Berkolaborasi dengan Andi Irfanto “Captain Jack” pada drum


Kau di Sana
Engkau yang ada di sana, pernahkah ingat namaku?
Nama yang aku tuliskan di lembar-lembar kisah dulu
Engkau yang jauh di sana, pernahkah jumpa rinduku?
Rindu yang aku titipkan pada camar-camar laut biru

Oh, pernahkah kau rasai degup jantungku yang merdu bermelodi?
Oh, pernahkah kau nikmati desau angin yang lembut berpuisi?

Ketika kita berbajukan samudera,
ketika canda bercerita lupa senja,
ketika bunga tak berarti apa-apa,
kau tawarkan pesona

Engkau yang ada di sana, pernahkah ingat namaku?
Nama yang aku titipkan pada camar-camar laut biru

Oh, pernahkah kau dapati sepasang gagak putih terbang menari?
Oh, pernahkah kau temui detik-detik yang angkuh berlari?

Berkolaborasi dengan Ario W. Pramudyo pada drum


Pengayaan:
Diproduksi dan diedarkan oleh Rumah Rekam Coffternoon.
Musik dan lirik oleh Coffternoon, kecuali Lagu tentang Pagi yang ditulis oleh Cepi Bismara.
Sebagian materi direkam secara mandiri di Rumah Rekam Coffternoon. Sebagian sisanya direkam di F-Studio dengan sound engineer Mas Eko dan Ferdy “Alaw”.
Di-mixing dan di-mastering di F-Studio oleh Ferdy “Alaw”.
Desain artwork oleh Fitro Dzianto.


Narahubung:
+62 878-0235-7848 (M. Dhafi Yunan)
Line: @daviyunan
Email: coffternoon@gmail.com

Akun:
Instagram: @coffternoon
Twitter: @coffternoon
Soundcloud: @coffternoon
Facebook: Tentang Coffternoon
Youtube: Tentang Coffternoon
Blogspot: tentangcoffternoon.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar